TAHUN BARU HIJRIYAH 1432 H : PAWAI TA'ARUF DAN TASYAKURAN


 

Damarwulan (7/12/2010)

Tahun baru Hijriyah di desa Damarwulan dirayakan dengan mengadakan pawai Ta'aruf. Kegiatan yang dikoordinir oleh organisasi kemasyarakatan NU; Gerakan Pemuda Ansor dan Fatayat Desa Damarwulan menempuh rute sejauh 3 km dari Dusun Suwaru dan Finish di dusun Bulurejo. Diikuti berbagai lembaga pendidikan, organisasi kemasyarakatan dan dunia usaha. Dimeriahkan beberapa Marching Band dan kesenian tradisional "Bantengan".

Lembaga-lembaga pendidikan yang berpartisipasi diantaranya ; RA/TK sedesa Damarwulan, SD Negeri di Damarwulan, MTs dan MA Islamiyah Bulurejo, MTs Mambaul Ulum Jatirejo, MTs Al Qomar Jatirejo, SMK Wiyata Mandala dan Madrasah Aliyah Negeri Kandangan. Disamping itu juga terlibat seluruh unsur organisasi kepemudaan GP Ansor dan Fatayat, Barokah Cell, klub kesenian bantengan. Ingin mengetahui cuplikan video yang menggambarkan kemeriahan pelaksanaan Pawai Ta'aruf tersebut ?. Klik di link Youtube ini (catatan : video ini diambil dengan menggunakan kamera photo digital dan merupakan dokumentasi pribadi : ADITYA DIGITAL STUDIO)

Sedangkan untuk malam harinya di Gedung Serbaguna Balai Desa Damarwulan dilaksanakan tasyakuran menyambut Tahun Baru Hijriyah 1432 H. tasyakuran yang dikemas secara sederhana dengan acara tumpengan dihadiri oleh Kepala Desa, Drs. Mujahid, perangkat desa, lembaga Desa ; LPMD dan BPD dan tokoh-tokoh masyarakat. Acara diisi dengan pembacaan Tahlil dan diakhiri dengan tumpengan.


MEWAHNYA DAGING QURBAN




Sangat kontras dalam pembagian daging qurban antara masyarakat disekitar desa saya dengan orang-orang perkotaan. Orang-orang kota berebut, berdesak-desakan, saling injak, saling himpit hanya untuk mendapatkan jatah daging qurban. Bahkan masjid Istiqlal, Jakarta, sebagai simbol Islam di Indonesia tidak lepas dari perilaku itu. Anehnya, Istiqlal yang berkali-kali bermasalah dalam pembagian daging Qurban tidak pernah belajar dari pengalaman masa lalu. Tetap saja pola-pola lama; pengumpulan massa disatu tempat, lalu tak terkendali, liar dan tidak mencerminkan nilai-nilai islami sama sekali. Atau mungkin, pengelola masjid Istiqlal, hendak mengirim pesan kepada orang islam di Indonesia, bahwa inilah umat islam, yang masih miskin, rela bertaruh nyawa untuk daging qurban ½ kg. atau mungkin saja pengelolanya yang konyol. Takmirnya yang konyol !.......


Hal itu tidak akan anda temui jika anda berjalan-jalan didesa saya atau dikebanyakan desa lain. masyarakat desa memiliki kearifan lokal dalam hal pembagian daging qurban. Orang desa hanya menunggu dirumahnya, apakah oleh panitia penyembelihan hewan qurban memberi jatah daging qurban atau tidak, sangat tergantung pada penilaian terhadap tingkat sosial ekonomi seseorang. Mereka tidak mengenal data base orang miskin. Karena kemiskinan sangat mudah nyata diukur dari penglihatan dan pola hidup sehari-hari. Meski dimasjid sekitar saya sudah tradisi menjadi tempat penyembelihan hewan qurban, orang-orang desa lainnya memilih menyembelih sendiri hewan kurbannya atau di mushola-mushola sekitar rumah, sehingga distribusi daging kurban lebih merata. Pembagian daging kurban tidak mengenal istilah penggunaan kupon. Bahkan untuk zakatpun, penggunaan kupon menimbulkan banyak masalah. Alih-alih menggunakan kupon, panitia mengedarkan sendiri dari rumah kerumah daging kurban tersebut. Ini telah berjalan puluhan tahun. Sejak sebelum saya lahir hingga kini. Ini lebih manusiawi dan menghormati orang yang diberi daging. Memanusiakan orang miskin adalah esensi pemahaman saya terhadap islam.


Bagi saya dan kebanyakan orang desa, yang membedakan manusia satu dengan yang lain hanyalah baju sosial. Baju sosial tidak memiliki makna apapun dimata keyakinan keagamaan saya bila sudah berinteraksi dengan Tuhan. Status seseorang hanya diukur dari ketaqwaan bukan dari baju sosial. Disamping itu Orang desa masih memegang teguh nilai moralitas, bahwa meminta adalah sesuatu tindakan yang sangat hina dan rendah. Dalam hal qurban maupun zakat, orang desa lebih santun ketimbang orang-orang perkotaan. Semiskin apapun anda, bila anda hidup di desa maka akan sangat malu dan hina jika meminta jatah daging kurban maupun zakat, meskipun itu merupakan hak anda sebagai orang miskin.


Meskipun demikian, antara orang desa dan kota memiliki kesamaan bahwa daging sapi atau daging kambing adalah sebuah kemewahan. Hanya orang kaya raya minimal kelompok menengah saja yang mampu mengkonsumsi daging sapi untuk kebutuhan sehari-hari. Barangkali, konsumsi daging orang desa paling rendah ketimbang orang perkotaan. Mereka makan daging sapi atau kambing kalau hari raya idul adha atau ketika ada hajatan tetangganya; pernikahan, kithanan atau kenduri. Atau jika keinginan terhadap daging sapi dan kambing tak tertahankan, mereka membeli sesekali di penjual kaki lima ; soto, rawon atau sate kambing. Itupun jarang sekali. Kebanyakan hanya menunggu saat hari raya idul adha atau saat kenduri / hajatan saja. Memasak daging sapi juga merupakan kemewahan tersendiri bagi orang kebanyakan. Ini juga berlaku daerah-daerah sentra peternakan. Para peternak, hanyalah kuli untuk membesarkan sapi atau kambing, ketika sudah besar dijual dan yang mengkonsumsi adalah orang kaya atau kalau orang biasa, para penjual makanan kaki lima. Peternaknya hanya makan tahu tempe atau ayam potong atau ayam peliharaan, jika sangat menginginkan daging.


Sementara, ritual-ritual agama seperti zakat dan Qurban hewan bergeser dari penanaman nilai-nilai keikhlasan, melepas kecintaan yang berlebihan terhadap harta benda, berempati pada sesama yang kurang beruntung, dengan tetap menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia itu sendiri bergeser menjadi ajang entertainment televisi; perilaku orang miskin yang saling sikut, saling injak, saling tendang bahkan hanya untuk 2 ons daging qurban sekalipun. Tapi jangan salahkan rakyat miskin !. yang salah adalah mereka yang diberi amanah untuk menyembelih dan mendistribusikan daging qurban. Anehnya dikota-kota, mereka, para panitia, bukanlah orang-orang bodoh, melainkan orang-orang berpendidikan, memiliki kedalaman pengetahuan tentang Islam dan esensinya serta berkecukupan.


Ini adalah ironi sebuah negara yang saat ini dengan bangga, oleh para pengamat ekonomi, sebagai negara berkembang dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi berdampingan dengan China dan India. Bahkan, tak kurang Barack Obama, Presiden Amerika Serikat, kemarin, ke Indonesia dalam rangka misi dagang, menawarkan produk-produk amerika pada masyarakat kelas menengah yang tumbuh sangat cepat. Pada tataran masyarakat kecil seperti saya dan kebanyakan orang yang tinggal didesa maupun barangkali sebagian orang kota, angka-angka pertumbuhan ekonomi tidaklah dimengerti sama sekali. Bahkan juga tidak memiliki makna apapun. Apalah arti pertumbuhan ekonomi 5 %, 6 %, 7 % bagi kebanyakan orang ?. dalam pemahaman awam, ekonomi tumbuh, jika anda memiliki kemampuan membeli kebutuhan primer dan sekunder. Semakin tinggi kemampuan kita memenuhi kebutuhan sekunder maka semakin tumbuh ekonomi kita. Kalau saja urusan makan daging sapi/kambing saja masih merupakan kemewahan bagi kebanyakan orang Indonesia, apakah bisa dibilang pertumbuhan ekonomi memiliki makna bagi kita ?.


Pemerintah memiliki kewajiban pada rakyatnya untuk terus menerus meningkatkan kesejahteraan mereka. Bila kemampuan ini tidak dimiliki, maka keberadaan sebuah pemerintahan tidak juga bermakna, dalam kata lain, ada atau tidak ada pemerintahan, sama saja. Pemerintah kita sampai hari ini, lebih banyak "ngerepoti" rakyatnya ketimbang menyejahterakan. Sesuatu yang lazim bagi pemimpin negeri ini, untuk mengobral janji ketika kampanye presiden, gubernur, bupati. Janji yang cepat dilupakan baik oleh pejabat itu sendiri maupun oleh rakyatnya. Rakyat indonesia memang hebat, sesering apapun mereka dibohongi pemimpinnya, sesering itu pula mereka memaafkan dan melupakannya. Saya terkadang membayangkan, andai saja seluruh rakyat Indonesia sudah sedemikian membenci pemerintahannya dan tidak mau mengikuti semua proses demokrasi yang berjalan, habislah negara kita. Kalau saja 90 persen rakyat kita golput, tidak mau mencoblos dalam berbagai pemilu apakah pemilu legislatif, presiden, gubernur atau bupati/walikota. sisanya 10 persen adalah para politisi dan keluarganya, apa yang akan terjadi. Tapi percayalah, rakyat kita lebih bijaksana, jujur dan sangat toleran terhadap perilaku menyakitkan ketimbang para politisi disenayan, para calon presiden, calon gubernur, calon bupati/walikota. Kalau toh, berbeda adalah para pejabat dan politisi, lebih sering makan daging sapi ketimbang rakyatnya yang hanya menunggu satu tahun sekali. Itupun dengan harus bermandikan peluh dan air mata. Tapi rakyat kita memiliki kesabaran yang luar biasa………..






EKSPLOITASI KEMISKINAN DAN ZAKAT

Adalah Umar bin Khatab, khalifah dan penguasa jazirah arab awal Islam, yang memanggul sendiri sekarung gandum ketika sedang jalan-jalan menemui rakyatnya dan menemukan seorang Ibu yang terpaksa memasak batu (akibat kemiskinan yang tak terperikan) karena anaknya menangis kelaparan. Umar bersusah payah memanggul gandum ke keluarga yang malang itu, bukan memanggil mereka kerumah Umar atau ke kantor Diwan (kantor kas perbendaharaan Negara) untuk mendapatkan hak mereka sebagai kaum miskin.

Maka disaat ramadhan ini, ketika para dermawan, para saudagar kaya, pejabat kaya atau pemerintah daerah yang kelebihan uang, membagi-bagi zakat pada fakir miskin sebenarnya merupakan tindakan mulia. Mulia, minimal setahun sekali mereka mau memikirkan kaum miskin ini. Mulia karena memang itulah yang diperintahkan Islam. Mulia karena harta kita hanyalah titipan dan suatu saat diambil tanpa pernah kita sadari. Mulia karena ketika kesejahteraan belum juga dinikmati kaum miskin mereka mau memberikan uang atau sembako pada kelompok terpinggirkan ini. Betapapun uang atau yang diberikan sangatlah tidak sepadan dengan besarnya kebutuhan, keluarga paling miskin sekalipun. Minimal kaum miskin dapat merasakan sedikit kebebasan dari pertanyaan "darimana lagi saya dapat uang untuk menyambung hidup ?".

Sayangnya, kemuliaan itu dinodai oleh kesombongan beberapa saudagar kaya. Kesombongan bupati kaya. Kesombongan pengusaha kaya. Yang menuntut orang-orang miskin berhimpit-himpitan dan saling injak hanya untuk mendapatkan uang 30 ribu atau sekresek sembako. Sebuah angka yang tidak seimbang. Uang yang mungkin sekedar uang rokok mereka. Atau sekelas uang jajan anak-anak. Setiap tahun, disaat bulan Ramadhan, yang sebenarnya, bulan yang mulia, kita disuguhi dengan kenyataan bahwa rakyat miskin harus berhimpit-himpitan, saling sikut, kalau perlu saling tendang. Orang miskin untuk mendapatkan zakat saja, yang merupakan hak mereka, yang nilainya tidak seberapa, dipaksa untuk berjuang mengalahkan satu sama lainnya. Mereka seperti juga kehidupannya, terlalu berat menjalani kehidupan, tidak memperoleh itu, memperoleh zakat dengan mudah. Mereka harus mencucurkan peluh dan barangkali air mata. Setiap tahun, selalu saja ada orang kaya yang sombong, seolah-olah hendak berkata pada semua orang "mintalah padaku, niscaya akan aku beri kau 30 ribu rupiah".

Zakat yang merupakan salah satu pilar islam dalam hal konsep kesejahteraan sosial, bergeser fungsi sebagai alat untuk mengekslpoitasi kemiskinan. Saya tidak paham jalan pikiran mereka, kelompok saudagar kaya, pengusaha kaya atau pejabat kaya, sehingga mereka sangat tega melihat masyarakat miskin bermandi peluh dan berebutan sesuatu yang tidak terlalu besar nilainya.kelompok ini sebenarnya tidak banyak, tapi sangat melukai hati orang miskin dan kebanyakan orang Islam termasuk saya. Zakat yang dengan itu, menolong orang-orang miskin mengangkat derajatnya menjadi lebih baik kehidupannya, berubah fungsi menjadi sarana menyombongkan diri. Saya yakin, mereka bukannya tidak mengerti tentang zakat. Bahkan ada sebuah pondok pesantren di Jawa Timur yang menurut pemiliknya, sangat menikmati berjubel-jubelnya rakyat miskin berebut zakat hanya karena tradisi itu telah dilakukan secara turun temurun. Pemahaman tradisional pembagian zakat face to face dipahami sebagai mengumpulkan ribuan orang dirumahnya. Meskipun lembaga-lembaga zakat modern telah tumbuh dan berkembang di Indonesia, toh, itu tidak menyurutkan beberapa orang saja, yang menikmati kesusahan orang miskin.

Kalau kebetulan tetangga anda, bos anda, pejabat anda, ada yang membagi zakat dengan cara menghinakan kaum miskin, percayalah mereka hanya sebagian kecil saja orang yang menyombongkan diri karena kekayaannya. ……. Dan Allah sangat membenci orang-orang yang sombong dan menghinakan kaum miskin…………………. Alih-alih, berikan zakat anda ke badan zakat atau anda datang sendiri atau panitia yang anda bentuk untuk datang ke tetangga anda yang miskin, bertamu dan memberikan zakat sebagai hak kaum miskin…… sebagai harta titipan yang diamanahkan Allah untuk disampaikan kepada mereka dengan cara baik dan menghargai mereka. Sebab yang membedakan saya, anda dengan orang miskin hanyalah baju sosial yang melekat pada kita. Barangkali mereka, orang-orang miskin, jauh lebih mulia dihadapan Allah ketimbang kita. Karena ketakwaannya, terkadang jauh lebih bagus ketimbang kita…………………..

Maka RUU Zakat yang sekarang lagi digodok di DPR, harusnya melarang dan memberi sanksi pembagian zakat model pengerahan massa. Kalau saja orang-orang kaya mau membagi zakat sebagai hak orang miskin seperti yang dilakukan Umar Bin Khatab diatas, dengan pemberian yang baik. Dengan ucapan yang baik. Maka kita tidak akan lagi menemui ditahun-tahun berikutnya, saudagar kaya, pejabat kaya, pengusaha kaya yang sombong yang mengeksploitasi kaum papa ini.


ANTARA BUNG KARNO DAN SBY : BEDA DALAM MENGHADAPI KRISIS INDONESIA - MALAYSIA

Tentu saja kita tidak bisa menyejajarkan dan membandingkan antara Bung Karno dan SBY. Bung Karno adalah orator ulung, lugas dan bahasanya mudah dipahami rakyat. Sedangkan SBY adalah tentara intelektual (dengan gelar Doktor sebagai embel-embelnya) banyak menggunakan bahasa diplomatis, normatif dan berbunga-bunga. Hal ini disebabkan karena berbeda latar belakangnya. Bung Karno berada dalam posisi negara yang lagi merdeka dan sangat sensitif terhadap isu-isu kedaulatan negara. Maka ketika Malaysia mengganggu Indonesia, Soekarno membuat pernyataan "Ganyang Malaysia". Sedangkan SBY berada di jaman dimana ukuran-ukuran pertumbuhan ekonomi, peningkatan kesejahteraan rakyat menjadi sangat penting melebihi persoalan simbol-simbol negara. Semalam ketika SBY pidato di markas TNI Cilangkap Jakarta, maka karakteristik kepribadian SBY yang muncul sama saja ; diplomatis, normatif dan berbunga-bunga.

Bung Karno, melakukan tindakan-tindakan nyata dimata rakyat dengan mengerahkan sukarelawan sebanyak 21 juta orang untuk dilatih kemiliteran. Menyatakan "ganyang Malaysia". Mengumpulkan dana dari masyarakat untuk mendukung gerakan ganyang malaysia. Dengan bahasa lugas Bung Karno menyatakan "ada seribu serdadu malaysia masuk ke Indonesia, sepuluh ribu sukarelawan akan saya tumpahkan".

SBY dimarkas TNI sebagai simbol pertahanan negara, menyampaikan pidato yang mengutamakan diplomasi dengan menggunakan pertimbangan-pertimbangan ekonomi dan hubungan kesejarahan Indonesia - Malaysia. Seperti 2 juta TKI di Malaysia, 13 ribu Mahasiswa disana, perdagangan ekonomi Indonesia – Malaysia. Tentu rakyat tidak bisa mengubah kepribadian SBY untuk berubah menjadi garang, tegas dan berwibawa. SBY adalah SBY, rakyat adalah rakyat. SBY memimpin Indonesia dengan membawa kepribadiannya dalam mengambil keputusan-keputusan. Setiap isu krusial selalu diakhiri dengan karakteristik SBY yang diplomatis, normatif dan berbunga-bunga. Maka orang bertanya-tanya, kenapa SBY harus menyatakan pidato kenegaraan di Cilangkap, Markas TNI, simbol pertahanan negara, mengapa tidak di Departemen Luar Negeri. Karena apa yang disampaikan SBY hanya cocok disampaikan disana atau di Istana Negara. Atau disampaikan saat memberi arahan kepada para pejabat dibawahnya, menteri luar negeri, para pembantu menteri bukan pada tataran rakyat yang telah lama memendam rasa marah pada Malaysia sebagai akumulasi persoalan-persoalan dengan Malaysia.

Bung Karno menghadapi Malaysia dengan pernyataan perang "ganyang Malaysia". Melibatkan konsep dasar pertahanan negara kita yang menganut sistem Hankamrata (Pertahanan Keamanan Rakyat Semesta) dimana rakyat terlibat dalam setiap pembelaan dan menjaga kedaulatan negara. Kedaulatan negara bukan hanya urusan TNI tetapi juga urusan rakyat. Ini merupakan konsep dasar sistem pertahanan di Indonesia.

Sedangkan SBY menggunakan perangkat-perangkat negara untuk melakukan diplomasi diberbagai persoalan termasuk yang paling rawan, perbatasan wilayah Indonesia – Malaysia. Rakyat berada dipinggir dan hanya menjadi penonton ketika diplomasi berjalan. Maka rakyat yang marah menyalurkan energinya melalui demo-demo. Apa yang dikehendaki rakyat sebenarnya simpel "pemerintah menyatakan agar Malaysia meminta maaf atas kasus penangkapan simbol-simbol negara, 3 petugas KKP diperairan Indonesia". Sesimpel itu. Maka ketika SBY tidak menyinggung sama sekali kehendak rakyat itu dalam pidatonya, rasanya sikap tegas tidak dimiliki SBY sebagai representasi rakyat Indonesia. Tapi sekali lagi SBY tetap SBY. Beliau tidak bisa dipaksa menyatakan itu karena SBY memiliki pertimbangan lain. Bagi rakyat, perundingan oke, kalau Malaysia telah meminta maaf atas kejadian itu. It's simple problems. Soal Malaysia mau minta maaf atau tidak, itu urusan lain lagi. Suara rakyat telah disampaikan presidennya. Sayangnya, itu tidak dilakukan SBY dalam pidato di Cilangkap. Yang dilakukan adalah menegaskan persoalan perbatasan wilayah harus secepatnya dirundingkan. Hubungan Indonesia – Malaysia harus dipertahankan.

Sebenarnya, dalam urusan dengan Malaysia, SBY telah tercatat pernah melakukan tindakan yang sangat cemerlang dan dipuji rakyat yaitu ketika menyangkut masalah ambalat. Saat itu, SBY, dengan menggunakan seragam militer, berada diperbatasan, diatas sebuah tank, memandang kearah Malaysia seolah-olah hendak berkata "sekali kamu masuk diwilayahku. Aku berada digaris depan". Meski kunjungan SBY di Ambalat tidak menyatakan perang, tetapi tindakan itu, memberi dampak yang kuat dirakyat dan juga Malaysia. Ketegangan urusan ambalat menurun. Meski bukan berarti selesai. SBY sangat cakap dengan urusan bahasa tubuh (gesture) tetapi ketika menggunakan kata-kata dalam pidato, selalu saja kesimpulannya sama "diplomatis, normatif dan berbunga-bunga".

Maka banyak orang kecewa setelah menunggu-nunggu reaksi presiden SBY terhadap penangkapan 3 petugas KKP (Kementerian Kelautan dan Perikanan) minimal reaksi balasan atas pernyataan Najib, perdana menteri Malaysia. Apa yang disampaikan SBY tidak lebih dari mengulang apa yang dikatakan Marti Nata Legawa, menteri Luar Negeri. Sikap tegas yang diharapkan rakyat tidak muncul dalam pidato presiden SBY. Rakyat rindu Sikap tegas seorang pemimpin di Indonesia. Sayangnya, sikap itu telah hilang sejak setelah Soekarno lengser. Tegas bukan disederhanakan dengan "ancaman perang". Tegas berarti, menyatakan sungguh-sungguh kemarahan rakyat Indonesia.

Pak SBY hanya berputar-putar diurusan diplomasi yang sebenarnya, sangat lemah. Diplomasi hanya berjalan jika, kedua belah pihak berada diposisi yang sama. Saat ini diplomasi indonesia berada diposisi bawah dibanding Malaysia. Kita tidak bisa meminta SBY menjadi seperti Soekarno. SBY adalah SBY yang diplomatis, normatif dan berbunga-bunga…….


KATA TITAFUL SEMBIRING : SITUS PORNO 80 PERSEN TERBLOKIR ?

This summary is not available. Please click here to view the post.
MENGUNGKAP VIDEO PORNO ARIEL – LUNA DAN ARIEL - CUT TARI



Setiap ada video dokumentasi yang menghebohkan selalu dipertanyakan keaslian video tersebut. Kita masih ingat ketika para teroris merekam persiapan kelompok Nurdin M. Top hendak mengebom hotel Ritz Carlton dalam bentuk video, dan Mabes Polri menampilkan logo Polri di video tersebut, ramailah orang-orang telematika mempertanyakan keabsahan video tersebut. Sama ketika Video porno Ariel – Luna dan Ariel – Cut Tari beredar luas diinternet, banyak orang mempertanyakan keaslian video tersebut meskipun Cut Tari sendiri membantah keberadaannya divideo tersebut.


Gambar : karena kutipan foto di video Luna dan Ariel tidak mungkin saya tampilkan. Maka foto ini diambil dari Wawancara eksklusif dengan TV One


Saya menjadi penasaran untuk mengetahui kandungan materi video yang menghebohkan tersebut, saya coba download. Hasilnya

Gambar : capture foto Cut Tari dalam video Ariel - Cut Tari

setelah saya dapatkan video Ariel – Luna Maya dengan ukuran yang dikompres sebesar 6.8 MB dalam format Mp4 terus saya ubah ke format AVI -Audio Video Interleaved- ( sebuah format khas Microsoft windows dalam menangani pekerjaan video) sebelum mengetahui detail video tersebut. Untuk dapat mengetahui detail sebuah video kita harus mengenal dan membaginya kedalam scene-scene.
Setiap video selalu terdiri dari scene-scene video atau batasan-batasan masing-masing angle baik dibuat otomatis oleh alat perekam maupun hasil pengambilan gambar itu sendiri. Dari Scene tersebut dapat diketahui framenya. Scene video yang dilakukan secara otomatis biasanya mengacu pada setiap pergerakan gambar tersebut. Setiap pergerakan gambar bila diperlambat akan menghasilkan frame-frame dengan jumlahnya sangat tergantung dari gerakan gambar tersebut. Dalam video Ariel – Luna, saya ambil sampel durasi 26 detik diawal dari video tersebut dengan menggunakan tingkat sensitifitas scanning scenenya 100% hasilnya terdapat 753 frame artinya untuk 26 detik video tersebut diperlukan kira-kira seukuran 753 gambar foto statis dengan angle (sudut-sudut) yang berbeda-beda. Artinya kalau anda ingin mengubah video tersebut diperlukan foto-foto sebanyak itu baik jumlahnya maupun sudut gambarnya untuk durasi 26 detik, sebelum diinsertkan didalam video tersebut.

Pertanyaannya menjadi mungkinkah materi video bisa diubah ?. jawabannya sangat tergantung pada jenis video yang dibuat dan siapa yang membuatnya. Kalau jenis-jenis film beranimasi canggih seperti terminator sangat mungkin. Mengubah materi wajah dan posture orang kedalam fitur animasi dapat dilakukan disini. Untuk itu diperlukan animator-animator handal dan mahal yang mampu melakukannya.

Kalau hanya video sekelas Ariel-Luna dan Ariel – Cut Tari. Tidak usah orang sekelas Roy Suryo, para editor video mampu mengatakan bahwa itu adalah asli. Mengapa ?. karena dari angle pengambilan gambar saja nampak sebagai pekerjaan amatiran. Pekerjaan amatiran tidak mungkin mengubah gambar video yang bersifat dinamis dan menginsertkan gambar-gambar statis dalam waktu yang bersamaan. Indikator-indikator diantaranya ;

  1. gambar cenderung tidak fokus ini menunjukkan memang video itu konon merupakan koleksi pribadi yang dibuat asal-asalan saja.
  2. penggunaan teknik-teknik pengambilan gambar video (zoom in-out, pan zoom, close – big close dll) tidak nampak jelas. Upaya big-close misalnya, untuk melihat ekspresi seseorang secara detail dilakukan sekilas sehingga tidak jelas maksud dari big-close tersebut.
  3. Perubahan warna dalam video terkadang nampak kuning dan pecah, kabur dan kadang nampak terang-jelas akibat dari lighting hanya mengandalkan pencahayaan ruangan menyebabkan warna tampilan video yang berubah-ubah sesuai dengan angle gambar dan sumber datangnya cahaya – ini sangat dihindari para pembuat video profesioanl karena rendahnya pencahayaan tanpa dibarengi dengan kamera video beresolusi tinggi yang dipakai hanya melahirkan gambar pecah dan tidak jelas bahkan video yang menggunakan teknologi HD (high Definition) tanpa filter dan lensa peredam masih tidak bagus hasilnya.
  4. video Ariel – Cut Tari diambil tidak menggunakan triport atau alat penopang kamera lainnya melainkan hanya diletakkan diatas meja sedangkan video Ariel – Luna diambil dengan tangan Ariel baik kanan dan kiri secara bergantian akibatnya goyangan gambar sangat terasa
  5. perpindahan sudut pengambilan gambar tidak melalui proses cut recording tetapi dengan langsung menggerakkan kamera tanpa mematikan rekamannya yang menunjukkan sebagai pekerjaan amatiran.
  6. media output yang digunakan berekstensi 3gp dan Mp4 yang merujuk rekaman dari hanphone dan kamera foto digital – jarang sekali para profesional mau menggunakan HP dan foto digital sebagai media pengambilan gambar bergerak karena kualitas audio maupun video cenderung rendah disebabkan keterbatasan pixelnya. Meskipun output dari kamera video seperti handycam maupun video profesional dapat saja diubah dalam ekstensi 3gp maupun Mp4 melalui proses transfer yang sederhana.
  7. Media video yang berasal dari Handycam maupun Video Kamera Profesional pada proses transfer kekomputer banyak dipilih ekstensi AVI (Audio Video Interleaved yang merupakan kekhasan ekstensi sistem Microsoft Windows) dari capture DV –Digital Video- maupun MPEG ( Moving Picture Experts Group) yang biasanya memakan ruang yang sangat besar (MPEG membutuhkan 167 MB perdetik untuk capture resolution 768 x 576 pixel yang artinya ukuran 4-7 GB untuk disk blank DVD hanya sanggup menampung durasi sekitar 4 menit video namun setelah dikompress dalam format keluaran DVD - Digital Versatile Disc - 17 GB akan menjadi sekitar 650 – 780 MB saja. sumber : Manual dari Magix Pro 2005, Manual dari Pinnacle 10 plus dan Manual dari Ulead Video Studio 8). Sedangkan 3gp mapun Mp4 akan langsung dapat ditransfer atau dicopy pastekan kekomputer sekaligus diedit dengan kualitas yang tentunya jauh lebih rendah ketimbang input ekstensi AVI maupun MPEG. Untuk mengubah video dari ekstensi 3gp maupun Mp4 kedalam format MPEG, VCD maupun DVD cukup anda gunakan software editing video pinnacle 10 plus keatas yang mudah pengoperasiannya.








SRI MULYANI : SATU LAGI MUTIARA INDONESIA YANG DIAMBIL ORANG LAIN


 

    Ketidakmampuan menghargai jasa orang lain adalah ciri bangsa ini. Ketika kita dikagetkan dengan keputusan Sri Mulyani untuk hengkang dari pengabdiannya di Indonesia sebagai menteri keuangan dan memilih Bank Dunia. Ini mengingatkan saya pada nasib tragis orang seperti BJ Habibie. Setelah BJ. Habibie hengkang ke Jerman karena di 'kuyo-kuyo' DPR dan MPR, kini giliran Sri Mulyani yang diambil Bank Dunia dan hengkang ke Amerika Serikat. Meski sedikit berbeda, keduanya sama-sama dikecewakan oleh DPR. kecewa bahwa negeri ini tidak pernah mau menghargai prestasi dan kecerdasan seseorang.

Ketika Negara-negara lain berjatuhan dan tumbang karena gempuran krisis ditahun 2008 -2009, Sri Mulyani bersama Boediono mati matian menahan gempuran itu dan mampu menjadikan Indonesia sebagai sedikit negara yang masih memiliki angka pertumbuhan positif. Sebuah prestasi luar biasa disaat fondasi ekonomi Indonesia masih rapuh dan gampang ambruk. Maka tak heran ketika Sri Mulyani mengundurkan diri dari jabatan menteri keuangan, pasar modal, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergolak dan nyungsep turun sampai 3 %. Keputusan politik DPR tentang Skandal Bank Century saja tidak mampu menggoyahkan IHSG kita.

Saya kira, banyak rakyat kecil seperti saya yang merasa eman dengan hengkangnya Sri Mulyani. Rakyat yang pernah merasakan dampak krisis sesungguhnya ditahun 1998. Ketika membeli makanan dan pakaian saja susahnya setengah mati. Satu lagi mutiara Indonesia yang diambil orang lain. Diambil orang lain karena kita tidak mampu ngopeni dengan benar. Karena kita malah memandang mutiara itu sebagai lumpur pekat yang tidak bernilai. Sebuah penilaian yang berseberangan dengan orang lain, dengan Bank Dunia, yang memandang mutiara itu layak untuk dikagumi dan dihargai.

Saya jadi teringat talk shownya Oprah yang pernah mengungkap dampak krisis 2008 dimata rakyat amerika. Betapa banyak orang jatuh miskin, sehingga rumah saja sampai tidak punya. Betapa menyedihkan ketika mereka harus hidup ditenda-tenda karena rumahnya disita Bank akibat tidak sanggup membayar uang perumahan. Bahkan ada yang terpaksa mengais-ngais sisa makanan restoran karena saking melaratnya, sebuah kemiskinan yang tidak pernah terbayangkan bagi negara yang kaya raya itu. Sampai-sampai para pakar ekonomi keluarga di amerika menyarankan untuk life with a half "hidup dengan separuh". Kita bersyukur tidak mengalami kehancuran ekonomi seperti yang dirasakan mereka. Cukup pengalaman 1998 yang menyakitkan itu. Diakui atau tidak, ini adalah salah satu maha karya Sri Mulyani dan Boediono.

Tetapi kelakuan DPR kita yang memang sudah keterlaluan, dalam memandang kasus Bank Century menjadikan orang-orang jujur, integritasnya tidak diragukan lagi dan tulus seperti Sri Mulyani dan Boediono, menjadi bulan-bulanan di Gedung DPR. Hanya karena mereka berdua bukanlah politisi tetapi seorang teknokrat yang mumpuni dibidangnya, berdedikasi tinggi dan jujur. Persoalan perampokan bank (meminjam istilah Yusuf Kalla) bergeser menjadi persoalan politik (dan sekarang dipaksakan diseret ke ranah hukum) yang semua orang tahu, tidak ada kebenaran didunia politik, yang ada adalah kepentingan dan ambisi masing-masing anggota DPR atau partainya. Maka ketika Bank Dunia melamar Sri Mulyani untuk menjadi pejabat penting disana, tentu setiap orang yang mendapat perlakuan DPR seperti itu pasti akan melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan Sri Mulyani. Buat apa capek-capek mikir Negara kalau toh hasilnya hanya ditelanjangi dan dituding sebagai maling. Dengan pembuktian yang sangat lemah. Pembuktian politik. Sebuah tudingan yang sangat menyakitkan bagi orang yang sungguh-sungguh mengabdikan diri pada bangsa ini. Yang akan dirugikan adalah bangsa Indonesia karena kehilangan arsitek ekonomi yang brilian sedangkan yang diuntungkan adalah bank dunia karena mampu membajak Sri Mulyani sebagai aset yang tak ternilai.

Nasionalis sejati sesungguhnya adalah ketika anda menjadi orang yang sangat dicari dan dibutuhkan dunia, anda akan memilih mengabdi pada bangsanya sendiri yang masih membutuhkan sentuhan tangan kemampuan anda. Nasionalis sejati
bukanlah
mereka yang dijalanan membakar-bakar foto-foto pejabat atau orang yang dibencinya, nasionalis sejati bukanlah orang yang bisanya talkshow di TV-TV mengkritik habis-habisan sebuah kebijakan tetapi ketika dipercaya mengelola negara nggak ada hasilnya (seperti Kwik Kian Gie, Fuad Bawazir, Rizal Ramli), nasionalis sejati bukanlah orang sekelas Susno Duaji yang membongkar aibnya sendiri justru bukan ketika berada dilingkaran kepolisian, bukan ketika menjadi orang yang memiliki kewenangan membongkar aib itu tetapi ketika kewenangan itu telah dirampas kembali oleh kepolisian. Nasionalis sejati selalu didasari pada keyakinan bahwa ketika bangsanya sendiri dapat tumbuh dan menjadi terhormat dimata dunia, anda menjadi bagian penting yang mewujudkan impian itu. Betapapun secara financial, anda tidak mendapat penghasilan yang layak sesuai kemampuan anda. Betapapun Negara lain atau dunia memberi gaji yang sangat menggiurkan. Saya kira itulah nasionalisme yang paling tinggi derajatnya. Persoalannya menjadi lain ketika anda dikecewakan oleh negeri yang anda besarkan dengan kesungguhan dan penuh resiko. Persoalan menjadi sangat personal ketika anda sebagai aset bangsa yang tak ternilai sangat ingin disingkirkan dan dibuang kekeranjang sampah oleh bangsanya sendiri, oleh DPR-nya sendiri.

Menghargai aset bangsa yang tidak ternilai itu dimulai dari menghargai semua orang yang memiliki jasa bagi tumbuh kembangnya bangsa kita. Mereka yang berprestasi haruslah mendapat tempat terhormat dinegeri kita. Para siswa yang setiap tahun memenangkan olimpiade ilmu Eksakta ditingkat dunia, para mahasiswa teknik yang memenangkan berbagai lomba internasional, para guru yang mampu mengembangkan model-model pembelajaran yang kreatif, para teknokrat yang berjasa membuat terobosan bagi bangsa ini, bahkan para pahlawan maupun janda pahlawan yang ikut berjasa mendirikan bangsa ini, haruslah dihargai dan bukan malah di "kuyo-kuyo"…………………….


 


 

    .

    
 

    

MH. AINUN NAJIB : KEKUASAANKU HANYALAH SECANGKIR KOPI DIPAGI HARI


 

Ketika MH Ainun Najib, Cak Nun, berbicara tentang dirinya, maka dia menyebut "aku ini apa. Aku bukan siapa-siapa. Aku bukan kyai, bukan da'i, bukan ulama, apalagi pejabat, Aku tidak memiliki kekuasaan apapun. Bahkan urusan rumah tangga, kekuasaanku hanyalah secangkir kopi dipagi hari" (dikutip dari Dhoho TV "Acara Bang-Bang Wetan").

Cak Nun, sebenarnya dikalangan sastrawan dan budayawan, bukanlah orang kemarin, ia merupakan salah satu generasi sastrawan diera 70 - 80-an yang sangat berpengaruh. Sajak-Sajak "Lautan Jilbab" merupakan salah satu sajak religius - sosial Cak Nun, yang mengkritisi kepemimpinan Soeharto dan selalu berurusan dengan pihak berwajib jika dipentaskan. Orang-orang seperti Cak Nun, WS. Rendra, adalah sosok seniman yang paling banyak dikutit intel pada era rezim Orde Baru. Salah satu temannya, Wiji Tukul, penyair yang masih muda dari Yogyakarta, sampai sekarang tak tentu rimbanya bahkan mungkin telah dihapus (seperti dalam film "Eraser") dan dilenyapkan.

Pemikiran keagamaannya sering nyleneh dimata kyai tradisional maupun dimata orang-orang Muhamadiyah. Maka pengakuannya bahwa ia bukan NU, bukan Muhamadiyah, bukan Persis, mengingatkan saya pada seorang intelektual islam dari Madura, Abdul Wahab, seorang intelektual muslim yang mati muda dan sejajar dengan Soe Hoek Gie dari Jakarta. Baik dari pemikiran maupun cara matinya. Sama-sama mati muda. Satu terlindas kendaraan di Jakarta, satunya tercekik gas beracun di gunung Mahameru Jawa Timur. Salah satu ketaklaziman pemikiran Cak Nun seperti "Kalau saya sudah jengkel. Saya pingin sekali-kali mau memberi kutbah jum'at. Meskipun saya tidak pernah mau sebelumnya untuk memberi kutbah Jum'at. Saya akan pakai salib sambil membawakan kutbah jum'at atau berpakaian seperti Bikhu. Dasar mana yang menyebutkan bahwa pakaian merupakan identitas keagamaan?".

Sejarah yang diukir MH. Ainun Najib bersama Alm. Nur Cholis Madjid untuk bangsa ini adalah mediasi Soeharto dengan kelompok anti Soeharto yang pada akhirnya mampu memaksa Soeharto turun dari Jabatan sebagai Presiden ditahun 1998. Satu kalimat Cak Nun, barangkali yang paling terkenal ketika memaksa lengser Soeharto, yang kemudian Soeharto sendiri mengutipnya, adalah "Ora dadi Presiden ora pathek'en". Sebuah ungkapan kekesalan, keputusasaan, kekecewaan orang jawa timur khususnya, ketika berada dititik paling kritis dalam hidupnya. Sebuah ungkapan lugas ketika kita tidak mampu berbuat apa-apa selain menyerah pada keadaan yang tidak sesuai dengan keinginan kita. Sebagai seorang Sastrawan, MH. Ainun Najib tahu betul kekuatan sebuah kata untuk mempengaruhi seseorang.

Nama Cak Nun sudah meredup, mungkin telah dilupakan kebanyakan orang, seiring dengan gegap gempitanya persoalan bangsa yang tak henti-henti mendera negeri kita. Tapi ia tidak tenggelam. Di usia yang telah senja Ia masih telaten ngopeni berbagai komunitas pengajiannya yang tersebar dari Jawa barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Berbagai persoalan bangsa ia bantu pecahkan jika diminta.

Meski sekarang Cak Nun dan Kyai Kanjengnya tidak laku lagi di TV Nasional, Salah satu acara favorit saya, dihari rabu malam adalah nonton TV lokal kediri "Dhoho TV", biasanya direcord dari acara di Menturo Jombang "Padhang Mbulan" atau juga "Bang-bang Wetan" sebuah komunitas maiyah di Surabaya yang dipandegani Suko Waluyo, dosen Unair Surabaya. itu yang mengobati kerinduan ungkapan-ungkapan lugas, khas jombang dan jawa timur, kenakalan pemikirannya, "thok slorok yen ngomong" (berbicara sesukanya), guyonan khas jawa timuran, semangatnya yang masih menggebu-gebu.

Sekarang dimanakah MH. Ainun Najib ?. Ketika Gus Dur meninggal dunia dan para politisi, pejabat mulai menteri sampai Presiden, malah Cak Imin – Muhaimin Iskandar ketua PKB yang mengusir Gus Dur dari PKB - ikut berbondong-bondong ke Cukir Jombang untuk ta'ziah, MH. Ainun Najib, yang malamnya ada di Menturo Jombang mengisi acara rutin Cak Nun ditempat kelahirannya "Padhang Mbulan", paginya malah pergi ke Makasar. Jombang menjadi lautan manusia, Cak Nun pergi ke Makasar. Padahal semua orang tahu, Gus Dur adalah salah satu teman dekatnya. Satu-satunya teman yang menghibur Gus Dur ketika ditelanjangi DPR dan dibuang ke keranjang sampah adalah Cak Nun. Baru di hari ketujuh dalam acara tahlil di pondok tebu ireng, Cak Nun menampakkan diri.

Setelah ikut berperan melengserkan Soeharto, Cak Nun, kembali seperti biasa. Ngopeni Kyai kanjeng dan umatnya yang tersebar dalam berbagai jamaah pengajian. Ia tidak berada dilingkaran kekuasaan, betapapun Gus Dur, sahabat dekatnya, menjadi presiden sekalipun, ia tetap berada diluar kekuasaan. Ini mengingatkan saya pada kisah-kisah heroik para pejuang kemerdekaan disekitar rumah saya, yang setelah selesai berperang dan Indonesia bebas dari penjajah, mereka kembali seperti biasa, yang petani menjadi petani yang kyai menjadi kyai yang kuli menjadi kuli. Tidak ada hasrat meraih kekuasaan apapun. Apalagi ngemis meminta jabatan atau kedudukan. Karena mereka melihat membela negara adalah tugas luhur yang diperintahkan agama. Jihad fi sabillillah. Satu bentuk ketulusan yang paling tinggi dalam hidup seseorang ketika ia memperjuangkan sesuatu bukan untuk mendapatkan apapun melainkan karena keyakinan yang kuat bahwa hal itu patut diperjuangkan.

Posisinya yang berada diluar kekuasaan, memudahkan Cak Nun menjadi jembatan antara rakyat kecil dengan penguasa. Berbagai persoalan besar di Jawa Timur misalnya, tak lepas dari posisi Cak Nun yang berada ditengah-tengah konflik kepentingan. Seperti kasus Lapindo Brantas. Adalah MH. Ainun Najib yang ngeyel dan membujuk rakyat yang kena dampak lumpur lapindo, untuk menerima ganti rugi dari anak perusahaannya Bakrie itu ketimbang memproses ke pengadilan. Sebab, dengan perangkat hukum yang ada sekarang (banyak polisi, jaksa dan hakim korup) hasilnya pasti bisa ditebak. Rakyat pasti akan terkalahkan justru sebelum sidang dimulai. Maka kalau itu terjadi, rakyat tidak akan dapat apa-apa, selain tangisan dan air mata yang barangkali telah mengering. Cak Nun tahu betul bahwa sistem peradilan di Indonesia yang korup tidak memungkinkan rakyat kecil, korban lapindo brantas, menang melawan gurita sekelas Bakrie group. Maka yang dilakukan adalah negosiasi, piye carane rakyat kecil dapat ganti rugi atas lahan mereka yang terkena dampak. Dan meski alot akhirnya berhasil juga. Belum lagi upaya ngrayu Walikota Surabaya dan Wakil Gubernur Jatim untuk kasus penggusuran rumah di sekitar stren kali Jagir Wonokromo. Yang terakhir bersama Dik Doang adalah upaya mediasi perseteruan antara suporter Persebaya "Bonek" dengan Suporter Arema Malang "Aremania", untuk akur dan saling bersahabat.

Ketulusan dan kecintaan pada rakyat kecil, rakyat yang selalu terkalahkan, rakyat yang selalu jadi korban karena diadu sesama, membuat saya menuliskan artikel ini. Kecintaan yang tulus pada rakyat kecil yang terpinggirkan tanpa pernah mengharapkan apapun adalah sesuatu yang sangat langka dinegeri ini. Kebanyakan hanya muncul untuk sekedar mencari popularitas atau menjadi pahlawan kesiangan atas berbagai persoalan yang justru ketika rakyat telah menjadi korban, seperti kasus makam mbah priok, yang memunculkan orang seperti Habib Rizieq, ketua FPI, yang biasanya berpenampilan garang, menggebu-gebu, penuh kemarahan tiba-tiba berubah menjadi lembut dan penuh kearifan.

Meskipun Cak Nun tidak memiliki kekuasaan apapun, ia tetap dicintai rakyat paling tidak dikalangan komunitasnya dan Orang-orang yang pernah ditolongnya seperti rakyat yang menjadi korban jebolnya situ gintung di tangerang, orang-orang yang menjadi korban lapindo brantas, orang-orang disekitar stren kali jagir wonokromo dsb. Meskipun kekuasaannya hanyalah "secangkir kopi dipagi hari".................


 

 

JULIA PEREZ : LEDHEK INGIN JADI RAJA ?

Dalam masyarakat Jawa tradisonal menyebut seorang wanita pekerja seni sebagai ledhek. Orang-orang pesisir selatan seperti Pacitan, Trenggalek, Tulungagung, Blitar, tahu betul apa arti ledhek. Ia tak lebih sekedar penghibur yang mengiringi tarian tradisional yaitu Tayub dalam berbagai acara kawinan, sunatan. Dijaman kerajaan dulu, terkadang diundang raja untuk menghibur tamu-tamu. Diberi angpao oleh para lelaki yang menari bersamanya. Bila tidak menari, maka melayani tamu, menuangkan minuman keras atau sekedar bercanda. Karena itu, dalam strata sosial jawa, ledhek jauh lebih rendah martabatnya dibawah buruh tani yang paling miskin sekalipun. Maka ketika Jupe mencalonkan diri menjadi Calon Bupati Pacitan, saya teringat bahwa Jupe tak lebih dari seorang ledhek yang ingin menjadi raja.


Dengan kemampuan politik yang terbilang nol, keberanian Jupe mencalonkan diri sebagai bupati Pacitan menimbulkan banyak keheranan. Apa yang dipunyai Jupe ?. Hanya berbekal sekedar popularitas yang menonjolkan paha dan ungkapan menantang disebuah iklan televisi "mau masukin, pakai sutra dulu dong !" toh Jupe tetap saja ngeyel mencalonkan diri. Apalagi ia bukan orang Pacitan. Jupe tidak salah, yang geblek (bodoh, ngawur) itu partai pendukungnya. Itu menunjukan bahwa Partai Pendukungnya, sudah kehabisan akal untuk memenangkan Pemilukada. Ketika partai politik hanya berorientasi pada hitung-hitungan kemenangan dalam pemilukada, maka segala cara akan ditempuh. Yang paling mudah adalah mencomot artis-artis. Artis memiliki kelebihan dalam hal popularitas. Tapi awam dalam hal kepemimpinan. Memimpin suatu daerah, bukanlah memimpin sebuah sirkus yang penuh akrobat-akrobat politik, melainkan upaya yang sungguh-sungguh membangun daerah menjadi suatu daerah yang mandiri, cerdas dan makmur. Itu diperlukan kepemimpinan bukan sekedar popularitas belaka.


Mau jadi apa Pacitan jika pemimpinnya cuma bisa memamerkan paha dan dadanya saja. Saya kira yang sengsara itu rakyatnya, yang tertawa itu para kepala dinas, para politisi lokal, anggota DPRD, staf-staf kabupaten. Mengapa ?. karena ketika sudah pada urusan teknis dinas, sangat mudah dikibuli. Sangat mudah dibohongi. Disaat generasi saat ini –meminjam istilah Adhi Masardi penyair Jakarta- dikuasai "para bedebah". Generasi korup dan busuk. Maka kehadiran Jupe akan melengkapi dan memudahkan para koruptor bermain. Sebab, Jupe tidak tahu apa-apa. Ia tidak memiliki kemampuan apapun baik diurusan politik maupun urusan teknis. Sangat disayangkan, banyak orang Pacitan yang cerdas dan pintar, politisi ulung, menjadi birokrat dipemerintahan daerah maupun pusat bahkan presiden kita sendiri orang Pacitan, malah akan dipimpin oleh seorang Jupe. Yang hanya seniman populer – orang jawa menyebutnya sebagai ledhek- yang tidak memiliki integritas dan kemampuan sebagai seorang pemimpin.


Inilah ironi demokrasi yang kita bangun. Karir politik tidak dibangun dari bawah dengan setahap demi setahap, melainkan mencari jalan instan. Banyak politisi-politisi dadakan yang karena kekuatan uang dan popularitasnya mencoba keberuntungan menjadi Bupati, gubernur. Sebagian berhasil, kebanyakan nyungsep, gagal. Demokrasi yang dibangun dengan modal uang dan popularitas saja, akan melahirkan pemimpin-pemimpin yang tidak memiliki visi yang jelas terhadap perkembangan daerahnya. Maka yang menderita, sekali lagi, rakyatnya. Selalu saja, rakyat jadi korban dari pemimpin yang tidak mengerti apapun selain "mau masukin, pakai sutera dulu dong !"........................

BJ HABIBIE : MUTIARA YANG DICAMPAKKAN INDONESIA


Ketika saya masih kecil, ada ungkapan yang sama dari setiap anak ketika ditanya oleh guru, ingin jadi apa nanti kalau sudah besar. Maka jawabannya pasti serempak "ingin seperti Pak Habibie, bisa bikin pesawat terbang".


Habibie diera 80-an adalah idola banyak anak dan remaja karena kecerdasannya, kecermelangan otaknya, dan ambisinya untuk pengembangan teknologi strategis, disaat Indonesia masih miskin, bodoh dan terbelakang, Habibie menjadi mutiara Indonesia. Saya masih ingat betul bagaimana berapi-apinya Habibie ketika dengan logat pelo bilang "high tech". Ambisinya membangun industri pesawat terbang misalnya, dan mendapat dukungan penuh di era Soeharto, pada akhirnya mampu membuat pesawat CN 235, akhirnya terkubur ketika pergantian kekuasaan yang sangat fantastik di Indonesia. Selain itu, kemampuan membangun industri strategis lain seperti PT PAL (berkonsentrasi pembuatan kapal laut baik untuk tujuan militer maupun komersial) dan PT Pindad, sebuah industri persenjataan Indonesia, - jangan heran jika senjata otomatis karya Pindad sangat digemari oleh negara-negara di timur tengah dan afrika- yang tentu saja Amerika ngamuk terhadap kemampuan itu sebab akan membuat industrinya nggak laku. Sumber : gambar dikutip Global TV, 5 April 2010


Kesalahan terbesar Habibie hanyalah karena terjun kedunia politik. Sebagai seorang teknokrat meskipun lebih dari 25 tahun menjadi anak kesayangan Soeharto, diakhir jabatannya, Habibie bermain api dengan menjadi seorang presiden pengganti Soeharto, akibat tekanan politik dalam negeri yang memaksa Soeharto lengser dari jabatannya. Ketika dunia politik masih berisi eforia demokratisasi, Habibie berkecimpung didunia yang sangat asing bagi dirinya. Maka dalam pengakuannya, Habibie sering dibujuki, tidak memahami siapa lawan siapa kawan, dan kubangan lumpur itulah yang pada akhirnya mampu menjerembabkan beliau dengan berakhir tragis. "ditolak pertanggung jawabannya oleh MPR". Hanya karena Habibie adalah kepanjangan tangan Soeharto.


Meskipun harus diakui karya besar Habibie selama lebih dari 500 hari memimpin bangsa kita adalah pertama, meredam gejolak rupiah disaat mampu menembus angka 18 ribu rupiah per dolar amerika akibat krisis moneter dan politik didalam negeri, di akhir jabatannya mampu memompa ke angka 6 ribu rupiah per dolar amerika. Kedua, melepaskan Timor Timur dari Indonesia. Karena wilayah itu akan selalu menjadi duri bagi Indonesia jika tidak lepas. Sejarah menunjukkan bahwa Timor Timur – sekarang Timor Leste – bukanlah bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Wilayah itu, di agresi di era Soeharto dan dijadikan sebagai salah satu propinsi kita. Tentunya dengan dukungan Amerika Serikat, karena kepentingan amerika dan Indonesia waktu itu adalah membendung laju paham komunisme yang menguasai wilayah timor timur dibawah bendera partai Fretellin ( yang saat ini menjadi penguasa di Timor Leste) yang berafiliasi ke Komunis Uni Sovyet. Ketiga, mampu melaksanakan pemilu pertama, setelah tahun 1955, dengan multi partai, yang rumit bahkan sampai pemilu 2009 saja, kerumitannya masih belum dapat diatasi.


Sayangnya, mutiara itu dicampakkan, dibuang dan pada akhirnya diopeni orang lain. Industri kebanggaannya, PT Dirgantara Indonesia, yang dulu, berisi anak-anak cerdas, cemerlang, berotak berlian, sekarang tinggal kenangan. Hidup malas matipun tak mau. Orang-orang cerdas di PT DI sekarang diambil oleh perusahaan-perusahaan penerbangan asing seperti; air bus, boeing, atau negara-negara lain seperti amerika, Jerman, Turki dll.


Esensi pemikiran Habibie terletak pada peletakan fondasi terhadap pentingnya "high tech" bagi perkembangan sebuah negara. Tanpa menguasai teknologi, kita tidak akan mampu bersaing dengan negara-negara lain. Kesadaran inilah yang dimiliki India ditahun 80-an. Penguasaan teknologi tinggi benar-benar menjadi perhatian pemerintahan disana. Saat ini India, merupakan salah satu negara asia selain China yang memiliki kemampuan teknologi sangat luar biasa. Mampu membuat satelit dan meluncurkan sendiri, membuat rudal jelajah antar benua dengan hulu ledak nuklir, menjadi pesaing kuat Amerika didalam rekayasa piranti lunak didunia komputer. Kalau saja industri persenjataan dan penerbangan kita tidak dihambat oleh IMF dan penguasa kita sendiri, maka seharusnya saat ini kita telah mampu menciptakan banyak hal sehingga tidak tergantung impor dari amerika serikat. Bahkan ketika embargo persenjataan militer oleh Amerika akibat berbagai peristiwa di Timor Timur, kita seharusnya belajar untuk tidak pernah tergantung pada orang lain.


Menjadi keharusan bagi bangsa kita untuk memacu perkembangan teknologi terutama melalui dunia pendidikan. Karena harapan satu-satunya bagi kejayaan bangsa kita adalah penguasaan teknologi dengan dukungan penuh pemerintah yang berkuasa dan tentu saja masyarakat. Maka gagasan dari masyarakat IT seperti menjadikan Indonesia sebagai eksportir terbesar dunia dibidang rekayasa piranti lunak khususnya software edukasi haruslah mendapat dukungan penuh dari pemerintah. Uji coba LAPAN membuat roket yang saat ini masih mencapai jangkauan 500 km merupakan upaya yang haruslah difasilitasi baik pembiayaannya maupun SDM-nya oleh pemerintah. Bidang-bidang Research and Development di setiap departemen yang saat ini timbul tenggelam, seharusnya menjadi bidang yang paling menentukan pertumbuhan departemen tersebut.. Disaat krisis listrik seperti saat ini, membangun teknologi Pembangkit listrik bertenaga nuklir saja, tentangannya sangat luar biasa. Karya anak-anak SMK yang membuat prototipe mobil nasional karya sendiri dan seterusnya dan seterusnya


Negeri kita kaya. Membiayai pengembangan high tech tidaklah terlalu sulit, jika ada kemauan yang kuat dari pemimpinnya. Ada visi yang kuat bagi bangsa ini kemana akan dibawa. Sayangnya, uang yang banyak. Negeri yang kaya. Uangnya terlalu banyak dimakan para koruptor (bahkan orang sekelas Gayus saja yang meminjam istilah Tesi Srimulat kalau melawak ketika berperan menjadi pembantu rumah tangga menyebut dirinya sebagai "jongos" didepartemennya mampu mengeruk uang negara puluhan milyar rupiah hanya dalam lima tahun bekerja, kita tidak bisa membayangkan betapa besarnya kekayaan para atasan yang menjadi Bos-bosnya Gayus) dan dihambur-hamburkan para politisi senayan, untuk sesuatu yang terkadang absurd dan tidak membawa hasil apa-apa.


Maka mutiara itu sudah tidak mampu bersinar lagi. Karena ia dicampakkan dan juga Ia sudah tua. Menjadi kakek-kakek dan tentu saja tidak sehebat dulu lagi. Meskipun semangatnya masih menyala-nyala, toh tetap saja ia sudah tua……………….. maka bangsa yang besar adalah bangsa yang mampu menghargai jasa para pendahulunya. Para pemikirnya. Para konseptornya. Kita rindu orang seperti Habibie yang dipuja dan diidolakan anak-anak, remaja dan orang tua karena kecerdasan, kecermelangan, kejujuran dan kereligiusannya…………..

PENDIDIKAN DAN KEJUJURAN

Suatu ketika saya pernah berseloroh kepada seorang kepala sekolah begini “kelompok orang yang pertama masuk neraka adalah para penegak hukum korup (Hakim, Jaksa, Polisi, Pengacara), diurutan berikutnya adalah para kepala sekolah korup sedangkan diurutan terakhir adalah guru-guru sertifikasi yang tidak layak dan datanya berbohong”. Lho kok kepala sekolah?. Ya, banyak kepala sekolah menanamkan ketidakjujuran pada anak didik, banyak kepala sekolah yang pintar bikin kuitansi palsu untuk ngakali dana BOS, ngembat uang sekolah dan menjadikan sebagai uang pribadinya, ngakali proyek bangunan, memberi upeti (bahasanya KPK : Gratifikasi) pada pejabat diatasnya karena diberi proyek kelas baru, laboratorium, ruang multi media, perpustakaan dll.
Setiap orang percaya dan menyukai jika orang lain jujur, persoalannya menjadi lain jika kita diminta berbuat jujur. Padahal, Seorang pejabat yang jujur sangat dikagumi rakyat. Seorang polisi yang jujur akan dihormati tetangganya. Seorang kepala sekolah yang jujur akan disegani oleh guru-gurunya.
Kejujuran menjadi kata kata indah dalam setiap pidato para politisi, nasehat guru kepada siswa, atau menjadi bait-bait sajak kerinduan saja. Padahal kejujuran adalah tindakan, bukan ucapan atau sekedar kata-kata. Kejujuran diuji ketika anda mengikuti ujian nasional, ketika anda dipercaya orang lain mengelola keuangan atau kepemimpinan.
Mahalnya kejujuran sangat terasa ketika Ujian Nasional. Tengoklah peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam Ujian Nasional SMA yang hari ini akan berakhir. Banyak upaya-upaya jahat dan tidak jujur dengan melalui jual beli soal dan jawaban. Itu yang parah. Yang paling dimaklumi adalah membiarkan anak-anak bertukar jawaban, memberi fasilitas kepada siswa untuk memungkinkan saling contek jawaban, mengacak nominasi peserta ujian nasional agar dalam satu ruangan terdiri dari anak-anak yang pandai dan bodoh, tentunya kita tahu maksud acakan itu. Mengatur tempat duduk sedemikian rupa sehingga memudahkan anak. Dan seterusnya. Seorang pengawas ujian nasional yang bekerja sesuai kaidah pasti akan dibenci siswa dan juga dibenci oleh sekolah tersebut. Peristiwa tahun lalu di Jawa timur, dimana ada seorang guru yang menegur anak mencontek malah hendak dikeroyok oleh siswa.
Potret pendidikan yang demikian jelas tidak menguntungkan bagi masa depan bangsa kita. Apa jadinya generasi ini jika perilaku itu terus menerus dipertahankan dan menjadi budaya disekolah-sekolah ?.
Banyak persoalan bangsa kita tidak terselesaikan karena krisis kejujuran. Peringkat kita didunia sebagai negara yang terkorup meski menurun tetapi tidak terlalu signifikan dengan besaran biaya yang dikeluarkan untuk memberantas korupsi dan rentangan waktu yang digunakan untuk memberantas korupsi selama 12 tahun ini. Pemberantasan korupsi yang merupakan agenda mendasar era reformasi sejak tahun 1998 sampai sekarang berjalan tertatih tatih.
Maka untuk memutus mata rantai korupsi yang sangat akut dinegara kita adalah dengan melahirkan generasi-generasi baru yang lebih jujur dan amanah. Kita tidak bisa lagi berharap pada generasi sekarang, generasi saya, atau generasi diatas saya. Barangkali sudah terlalu banyak orang pintar dinegeri kita. Bahkan pada tataran akademik, siswa-siswa SMA kita adalah salah satu terbaik didunia. Buktinya setiap olimpiade mata pelajaran, Matematika, IPA, kita langganan juara dan mampu mengalahkan negara-negara yang lebih maju pendidikannya seperti amerika serikat, India, Eropa, Australia dll. Sayangnya, pemimpin yang jujur adalah sesuatu yang langka.
Memutus mata rantai korupsi itu tentu dimulai dari pendidikan yang lebih menghargai kejujuran ketimbang sekedar berlomba-lomba mengejar nilai akademik. Seorang guru yang baik akan memberi apreasiasi yang kuat terhadap siswa yang bekerja sendiri meski nilainya tidak terlalu bagus ketimbang siswa yang nilainya bagus tetapi hasil kecurangan. Tapi pendidikan yang selalu berorientasi hanya pada prestasi akademik akan berbenturan dengan kenyataan bahwa tidak semua anak mampu berkompetisi menuju puncak piramida belajar. Tanpa menjadikan kejujuran sebagai ikon sekolah, sulit rasanya kita meyakini kalau prestasi yang diperoleh anak adalah hasil karyanya sendiri, hasil sebuah kejujuran...

CITRA POLRI KITA SEPERTI MANTAN PACAR; DICINTAI SEKALIGUS DIMAKI

Percayalah polisi itu seperti mantan pacar kita. Dibenci sekaligus dirindukan. Dipuji sekaligus dihujat. Dicintai sekaligus dimaki. Polisi itu hebat di urusan kriminal dan terorisme tapi lemah diurusan duit. Hebat, karena dalam kasus kasus yang paling ekstrem seperti kasus pembunuhan mutilasi dan pembunuhan berantai, Polisi sanggup mengungkap sampai detail seperti kasus Babe dan banyak kasus lainnya. Apalagi urusan terorisme, Densus 88, yang sampai hari ini merupakan divisi yang paling bersih dan berwibawa ditubuh POLRI, kehebatan dan sikap heroik mereka tak diragukan lagi (banyak murid-murid saya mengidolakan menjadi anggota Densus 88). Bahkan urusan kriminal dunia maya, sekarang jangan coba-coba, polisi sudah tidak gaptek lagi.

Gambar dikutip dari : Metro TV, 22 Maret 2010


Tapi kalau urusan duit lain lagi ceritanya. Polisi dijalan raya yang membuat wajah polri sampai saat ini sulit dibersihkan dari pandangan negatif masyarakat. Kasus Susno Duaji melawan jenderal-jenderal ditubuh Polri menunjukkan bahwa urusan duit selalu menimbulkan masalah-masalah didalam tubuh Polri.
Belum habis ingatan kita tentang Susno di DPR yang menangis dan bersumpah segala bahwa ia tidak menerima uang sepersen pun dari Pengusaha Budi Sampoerna. Sekarang justru Susno menuduh rekan-rekan sesama jenderal sebagai makelar kasus yang ujung-ujungnya tetap urusan duit. Siapa yang benar ? hanya Susno dan Para Jenderal Polisi itu sendiri yang tahu. Tapi dari kasus itu menunjukkan ada yang tidak beres ditubuh POLRI.

POLRI ORGANISASI YANG PALING GEMUK
Barangkali lembaga pemerintah yang paling gemuk adalah POLRI. Ini karena besarnya tugas dan tanggung jawab yang harus diemban. Dari urusan nangkap maling, pembunuhan, urusan kendaraan bermotor, ngurusi SIM, urusan pengawalan dan pengamanan ujian nasional, mengendalikan fanatisme suporter sepakbola, terorisme, perlawanan sparatisme, mendamaikan masyarakat yang bertikai, demonstran yang sering anarkis sampai memburu koruptor.
Beban pekerjaan yang begitu besar membuat seorang pimpinan sekelas Kapolri sekarang justru kesulitan mengendalikan perilaku anak buahnya yang sering berseberangan dan saling menyerang satu sama lain. Tidak ada sebuah organisasi pemerintah yang begitu terbuka dan saling serang antar pimpinan selain POLRI. Berseberangan dalam sebuah organisasi adalah hal wajar. Sangat menjadi tidak wajar ketika masalah itu mencuat dan menjadi konsumsi publik. Akibatnya mereka saling membela diri. Sehingga yang terbaca dimasyarakat adalah bau busuk yang menyengat itu diperebutkan oleh orang-orang yang sebesarnya sama busuknya.
Berangkat dari ketika polisi dipisahkan dari induknya yaitu ABRI diera reformasi

Gambar dikutip dari TV One, 22 Maret 2010

Sementara, TNI kita dikandangkan dan dimasukkan ke barak tanpa banyak kewenangan lagi selain antisipasi keamanan dari ancaman negara luar. Tugas tugas TNI dibidang lain diera Orde Baru telah diambil alih oleh Polisi seperti urusan sparatisme dan terorisme. Polisi dengan organisasi yang masih muda harus berdiri sendiri, akan selalu mendapat hempasan cobaan baik dari dalam tubuh polri maupun dari luar.
Citra polisi dihitung hari. Hari ini polisi disanjung dan dihormati karena prestasinya besuk dihujat dan dimaki karena urusan intern ditubuhnya. Hari itu Kapolri tersenyum bangga karena keberhasilannya menangkap terorisme besuknya menghiba di DPR karena citra POLRI berada dititik nadir seperti kasus “cicak lawan buaya”. Baru kemarin, rakyat membanggakan polisi karena mampu membunuh Dulmatin cs hari ini para jenderal bertengkar dan dicibirkan rakyat.
Hal ini diperparah dengan kecenderungan polri kita yang selalu defensif ketika menghadapi persoalan intern. Jarang sekali terungkap akar persoalan yang menyebabkan tubuh polri oleng dan terkadang hampir rubuh. Maka jika polisi ingin memperbaiki citranya, yang harus dilakukan adalah setiap persoalan sekecil apapun ditubuh organisasinya harus dicari akar permasalahan tanpa perlu banyak defensif dan mencari-cari alasan membela diri. Tidak ada bau busuk menyengat kalau tidak ada bangkainya. Maka yang harus dicari adalah bangkainya juga, jangan hanya mencari siapa yang membuang bangkai itu saja.

UJIAN NASIONAL OH UJIAN NASIONAL.....

Ketika anda menjadi guru di kelas 9 SMP atau kelas 12 SMA, maka anda bukan lagi seorang guru, anda hanyalah tukang mengajar. Sebagai seorang tukang, tugas anda hanyalah menyelesaikan bangunan materi pelajaran, tugas menilai apakah pekerjaan yang anda lakukan itu berhasil atau tidak itu tergantung mandornya yaitu pemerintah. Sebagian besar kewenangan anda telah dirampas oleh negara. Kewenangan menilai, kewenangan menentukan kelulusan siswa dan kewenangan menilai kepribadian siswa.
Melalui Ujian Nasional, kewenangan itu telah menjadi milik negara. Kita tidak lagi memiliki hak apapun terhadap kewenangan penilaian. Tentu saja penilaian model begini masih perlu diperdebatkan. Pertama, karena asumsi dasar yang dipakai pemerintah untuk menjalankan kurikulum 2006 adalah penilaian berbasis kelas. Sebuah sistem penilaian pendidikan yang tidak memperbolehkan penggunaan hukum distribusi kurve normal untuk mengukur keberhasilan belajar apalagi membandingkan anak dalam satu kelas sebab setiap anak adalah unik dan memiliki kecepatan belajar yang berbeda-beda. Alih-alih menggunakan hukum kurve normal, penilaian didasarkan pada kemampuan dan kecepatan masing masing siswa menyelesaikan suatu materi pelajaran.
Hukum kurve normal adalah hukum dimana setiap penilaian yang benar adalah penilaian yang mendekati bentuk gunung (baca : distribusi normal) dimana ada minimal tiga sisi yang harus ada. Sisi satu berisi anak-anak bodoh, rendah dan sampah sisi ekstremnya adalah anak-anak cerdas dan sisi tengahnya adalah anak-anak normal. Pengelompokan ini mampu mendistribusikan anak kedalam 2 katagori, lulus dan tidak lulus. Konstruksi soal ujian akan dianggap valid jika selalu ada anak yang tidak lulus dalam setiap ujian, ada anak yang lulus dan ada anak yang mencapai nilai tertinggi (nilai sempurna). Pembandingnya bisa satu kabupaten, satu propinsi atau satu pulau, satu negara sesuai dengan persyaratan-persyaratan ilmu psikometri. Inilah aplikasi hukum kurve normal yang dipakai dalam Ujian Nasional selama ini.
Kedua, Ujian Nasional telah bergeser fungsi dari sekedar alat ukur keberhasilan belajar siswa, menjadi satu-satunya alat penentu kelulusan siswa, alat ukur keberhasilan pendidikan suatu daerah, alat ukur kinerja guru dan kepala sekolah. Meskipun validitas dan reliabilitas alat ukurnya (baca; soal ujian nasional) masih mengundang banyak tanya. Toh, setiap daerah yang memiliki kelulusan rendah akan dianggap sebagai daerah yang pendidikannya tidak maju, rendah dan kurang berkualitas. Sedangkan daerah yang memiliki kelulusan tinggi dianggap sebagai daerah yang tingkat pendidikannya bagus, berkualitas dan maju.
Makanya tidak heran, jika dibulan-bulan seperti ini, mulai Gubernur, Bupati sampai walikota sibuk bergandengan tangan dengan kepala dinas pendidikannya untuk membujuk bahkan kalau perlu memaksa sekolah-sekolah mencapai kelulusan 100%. Kejadian tahun kemarin di kabupaten di Jawa Timur dimana ada kepala sekolah sampai tega mencuri naskah soal ujian nasional merupakan bentuk keterpaksaan karena hebatnya tekanan yang dialami oleh mereka (sebuah kontradiksi dari naluri dasar seorang pendidik yang mengutamakan kejujuran dan usaha yang rasional). Gengsi daerah ditentukan oleh kelulusan ujian nasionalnya. Tentu saja ini sudah keterlaluan. Pendidikan telah disederhanakan hanya pada tataran nilai yang dicapai dalam ujian nasional.
Ketiga, dampak psikologis ujian nasional sedemikian hebatnya, sehingga mulai orang tua, siswa, guru, kepala sekolah, kepala dinas, Bupati, walikota, gubernur dan seterusnya, mampu melahirkan kecemasan luar biasa terhadap apakah akan berhasil atau tidak dalam ujian nasional nanti. Setiap sekolah selalu menghabiskan energi, biaya yang besar, untuk mensukseskan ujian nasional. Mulai melaksanakan pelajaran tambahan untuk Ujian Nasional jauh-jauh hari, melaksanakan istighosah, doa bersama, bagi sekolah mapan; mendatangkan tokoh-tokoh motivator untuk membangkitkan semangat belajar anak. Sampai pada tindakan yang irasional dan bertentangan dengan dunia pendidikan seperti ada yang mencari dukun, atau kyai memberi jampi-jampi pada anak didiknya agar lulus semuanya.
Sementara pelajaran yang bukan diujikan secara nasional, tidak dipikirkan, dianggap angin lalu, asal jalan okelah kalau begitu.... Tidak ada hingar bingar seperti pelajaran ujian nasional.

Kelulusan siswa adalah sebuah proses penilaian yang panjang
Kelulusan siswa dalam sebuah mata pelajaran adalah melalui proses penilaian panjang dan beragam bentuknya. Dalam kurikulum 2006 ada banyak model-model penilaian yang dipakai ; penilaian unjuk kerja, penilaian proyek, penilaian tes tulis, portofolio, penilaian diri dsb. Model-model penilaian ini diakumulasikan oleh guru, diramu diolah dan dijadikan dasar untuk menentukan kelulusan siswa dalam semester itu. Proses yang panjang itu memberikan kesempatan pada peserta didik untuk terus menerus mengulang-ulang materi yang belum tuntas agar dapat dinyatakan lulus. Model penilaian ini dipakai pada siswa kelas 7,8 di SMP atau 10,11 di SMA. Pada akhir tahun pelajaran, maka hasil penilaian akademik dan non akademik (penilaian sikap dan kepribadian) akan dijadikan dasar menentukan kenaikan kelas. Ada siswa naik kelas dan ada yang harus tertinggal jika tidak sesuai kriteria kenaikan kelas. Adalah hal yang wajar................(maaf tulisannya disambung nanti.......)

E-MAIL SAMPAH, E-MAIL SAMPAH YAHOO....

“Your e-mail has won you the Microsoft e-mail lottery……”. Lainnya “My name Santos Palocci, the son of Mr. Antonio Palocci, minister of finance Brazil….bla….bla…I will like you to assist me to invest the money in your country. The amount my father money is US$ 4.4 million (Kalau uang 4.4 juta rupiah sih hanya cukup beli laptop. Tapi kalau 4.4 juta dolar amerika ?, bisa-bisa buat beli pulau)…..

Salah satu kutipan e-mail spam yang lebih lengkap adalah sebagai berikut :

NEED YOUR URGENT ASSISTANCE!!!
Dear Friend,

How Are You? I Know That This Mail May Come To You Almost A Surprise As We Never Met Before, Well I Saw Your Contact Email From Burkina Faso Chambers Of Commerce, After Much Consideration I Decided To Write You Since I Cannot Be Able To See You Face To Face, At First I Strongly Believed That Any Information Received From The Chambers Of Commerce Office Is Correct And Trusted. But Never Mind, I Am From (Burkina Faso West Africa) Mr. Maswell Dagani By Name, An Auditing Debt Manager In Our Bank Here (Bank Of Africa), I Have An Opportunity To The Sum Of Ten Millions, Five Hundred Thousand United States Dollars (US$10.500, 000.00), To Transfer Into Your Nominated Bank Account (The Owner Of The Money) Is An. IRAQ. Who Died A Long With His Entire Family During The Iraq War, Upon Your Reply And Interest To Receive This Fund On My Behalf; I Will Kindly Send You More Details On The Execution Of This Transaction Will Commence Or Delete It Off If You Are Not Interested.
You May View The Website:
http://www.cnn.com/2006/WORLD/meast/10/11/iraq.deaths/
If You Accept This Offer To Work With Me, And You Find This Proposal Suitable For You Do Furnish Me With The Following Information.

Your Full Name...................
Your Country................
Your Private Telephone...............
Your Age and Sex....................

I Will Appreciate It Very Much, If This Proposal Is Acceptable By You, Do Not Make Undue
Advantage Of The Trust I Have Bestowed On You, And I Assure You We Can Achieve It Successfully.

Reply me through this email maswelldagani@sify.com

This Is My Private Phone Number 00226 78 49 50 05.You Can Call Me For More Explanation.

Mr. Maswell Dagani
Foreign Remittance Manager (Bank Of Africa).B.O.A


Saya menerima banyak sekali e-mail spam yang seringkali sangat mengganggu. Bahkan jejaring social baru http://www.eyari.com/ dari India mencari anggota baru, masuk melalui pintu spam. Begitu rapuhnya pertahanan Yahoo (@yahoo.co.id) sehingga ribuan e-mail yang tidak memiliki keterikatan dan kepentingan dengan saya mengalir deras ke account saya.
Dari e-mail sampah itu dapat saya katagorikan :
a. kebanyakan menawarkan sejumlah uang yang sangat besar dan tidak rasional. Dengan cara mentransfer uang tersebut ke Bank Account saya dan akan mendapat imbalan kisaran 20 – 40 % dari total jumlah uang yang mau ditransfer (bayangkan berapa besar komisi saya jika yang ditransfer antara US$ 4 million sampai 15 million). E-mail itu mulai dari Nigeria dan Negara-negara afrika lainnya, Inggris, Australia, Irak, Afganistan, Belanda, Swiss, Swedia, Brazil dll. Alasan yang dipakai untuk mentransfer jumlah uang diantaranya :
1. Sakit yang tak kunjung sembuh dan vonis dokter akan meninggal dunia dalam waktu dekat sehingga ingin menyumbangkan uangnya kelembaga social di Indonesia
2. Ingin menginvestasikan uangnya dalam bisnis property, asuransi, kesehatan dan untuk pendidikan anaknya
3. Krisis politik dinegaranya sehingga tidak memungkinkan untuk pergi keluar negeri
Anak atau keluarga dari pejabat sebuah Negara yang meninggalkan uang besar dan ingin ditransfer kenegara lain karena krisis politik, kecelakaan atau terbunuh dalam sebuah kudeta dinegara tersebut.
4. manager bank yang mengetahui dana besar dari pemilik yang meninggal dunia dan tidak memiliki ahli waris
5. Mantan tentara Amerika yang bertugas di Irak dan afganistan memperoleh keuntungan dari ketidakstabilan politik dinegara tersebut.
Menenangkan berbagai lotere e-mail di sejumlah Negara seperti Australia, Belanda, swiss, Inggris yang dilakukan oleh berbagai pihak



b. Menawarkan berbagai kegiatan konferensi tingkat dunia di Negara maju seperti US



Yang membuat saya heran adalah, meski tak pernah saya respon e-mail itu terus mengalir sejak tahun 2008 hingga hari ini. Dari semua orang yang mengirim e-mail itu tak satupun saya kenal sama sekali. Karena tidak logis maka tidak pernah saya respon.